
INA Fokus Infrastruktur Digital & AI Kesehatan: Peluang & Tantangan Teknologi RI
wahanalistrik.com – Indonesia Sovereign Wealth Fund, INA, sekarang makin jelas fokusnya ke pengembangan data centres, AI kesehatan, dan energi terbarukan sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Reuters Perkembangan ini bisa jadi tonggak penting buat transformasi digital di RI, tapi juga dibarengi tantangan—mulai dari kesiapan infrastruktur, SDM, regulasi, sampai keamanan data. Artikel ini mengupas peluang yang bisa dimanfaatkan dan tantangan yang harus dilalui agar visi ini bukan cuma wacana.
Peluang Besar Untuk Indonesia
Investasi besar di sektor infrastruktur digital seperti data centres dan kabel bawah laut (subsea cables) menawarkan kesempatan untuk memperkuat konektivitas antar pulau dan mengurangi latensi layanan digital, terutama di daerah luar Jawa. Dengan infrastruktur yang lebih kuat, layanan kesehatan remote, aplikasi AI kesehatan, telemedisin bisa lebih andal dan menjangkau warga di pelosok. Reuters
AI di sektor kesehatan mampu meningkatkan diagnosis, prediksi penyakit, dan manajemen pasien. Misalnya memprediksi penyebaran penyakit atau membantu tenaga medis lewat sistem pendukung keputusan berbasis AI. Kombinasi AI + data centre lokal juga memungkinkan data warga tetap disimpan di dalam negeri, yang bisa meningkatkan kedaulatan data dan menurunkan ketergantungan terhadap server luar negeri.
Energi terbarukan yang disertakan sebagai bagian dari investasi INA (misalnya proyek geotermal) memberikan peluang penyediaan listrik bersih & stabil, yang sangat dibutuhkan untuk mendukung uptime data centres dan operasional teknologi tinggi. Dengan keberlanjutan ini, biaya operasional bisa lebih terkendali apabila transisi dilakukan dengan hati-hati.
Tantangan Yang Harus Dihadapi
Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan SDM yang benar-benar siap di level tinggi: ahli AI, engineer data centre, cybersecurity, dan regulasi data. Jika tenaga ahli kurang, ada risiko proyek besar gagal diimplementasi dengan baik atau lambat.
Regulasi dan keamanan data jadi isu penting. Privasi, perlindungan data pasien di sektor kesehatan memakai AI kesehatan, keamanan siber—semua harus diatur dengan jelas agar masyarakat percaya. Bila ada pelanggaran data atau keamanan, kepercayaan publik bisa rusak dan menghambat adopsi teknologi.
Investasi besar juga butuh dukungan dari pemerintah daerah dan pusat—dana, regulasi, izin, dan koordinasi antar lembaga. Infrastruktur fisik seperti listrik yang stabil, jalur komunikasi fiber atau 5G, dan akses broadband merata masih menjadi kendala di banyak daerah. Tanpa infrastruktur dasar ini, investasi di level tinggi seperti data centre atau AI akan menghadapi bottleneck.
Apa Yang Harus Dilakukan Agar Sukses
Harus ada pelatihan intensif dan pendidikan khusus untuk SDM di bidang AI, data engineering, keamanan siber, dan perawatan infrastruktur digital. Kerjasama dengan universitas, lembaga riset, dan perusahaan global bisa dipercepat agar transfer teknologi dan kompetensi bisa terjadi.
Pembentukan regulasi yang jelas tentang data, privasi, keamanan, dan etika penggunaan AI—termasuk standardisasi, sertifikasi, dan audit independen agar penggunaan AI kesehatan dan layanan publik bisa dipertanggungjawabkan.
Pemerintah dan INA harus memastikan distribusi investasi tidak hanya terkonsentrasi di pusat (Jakarta dan kota besar), tapi menjangkau pulau-pulau dan daerah terpencil agar transformasi digital dan layanan AI memberi manfaat merata. Infrastruktur pendukung (listrik, konektivitas, pemeliharaan) perlu diperkuat.
Penutup
Fokus INA pada infrastruktur digital dan AI kesehatan membuka peluang besar untuk percepatan kemajuan teknologi di Indonesia. Bila tantangan SDM, regulasi, dan infrastruktur dasar diatasi secara sistematis, visi ini bisa jadi game changer dalam sektor kesehatan, pelayanan publik, dan konektivitas nasional. Perubahan ini tidak terjadi dalam semalam—perlu kerja sama lintas sektor, transparansi, dan komitmen jangka panjang.
Referensi: