
Fenomena Kuliner Viral Indonesia 2025: Antara Kreativitas, Tren Digital, dan Identitas Budaya
Tahun 2025 menjadi era di mana makanan bukan hanya soal rasa, tapi juga soal viral value. Fenomena kuliner viral Indonesia 2025 menunjukkan bagaimana media sosial mengubah cara orang memandang makanan.
Jika dulu makanan hanya dinikmati secara pribadi, kini makanan harus “instagramable” atau “tiktokable”. Banyak warung kecil yang mendadak ramai hanya karena satu video pendek viral di TikTok atau Instagram Reels.
Fenomena ini mencerminkan kekuatan budaya digital. Kuliner kini menjadi bagian dari gaya hidup, tren, bahkan identitas sosial. Orang tidak hanya bertanya, “rasanya enak atau tidak,” tetapi juga, “cocok nggak buat konten?”
Mengapa Kuliner Bisa Viral?
Faktor Visual
Makanan dengan tampilan unik lebih mudah viral. Contohnya minuman berwarna neon, martabak lava, atau sate dengan saus keju meleleh. Visual yang memikat membuat orang langsung tertarik membagikan ke media sosial.
Faktor Storytelling
Cerita di balik makanan juga penting. Warung kecil dengan sejarah puluhan tahun, atau resep turun-temurun keluarga bisa menjadi daya tarik. Netizen suka konten yang punya human touch.
Faktor Kecepatan Media Sosial
TikTok, Instagram, dan YouTube Shorts memungkinkan konten menyebar cepat. Dalam hitungan jam, sebuah kuliner bisa viral nasional.
Contoh Kuliner Viral 2025
-
Bakso Meteor Keju – bakso super besar berisi lelehan keju mozzarella.
-
Es Kopi Glow in The Dark – minuman yang berpendar saat gelap karena efek fluorescent food-safe.
-
Roti Durian Volcano – roti isi durian yang ketika dibuka mengalir seperti lava.
-
Mie Instan Premium – kreasi mie instan dengan topping wagyu dan truffle oil.
-
Jajanan Nostalgia – seperti es goyang atau gulali, dibungkus ulang dengan konsep modern.
Dampak Ekonomi Kuliner Viral
UMKM Naik Daun
Banyak UMKM kecil terbantu dengan fenomena kuliner viral. Satu video bisa membuat omset mereka naik berkali lipat.
Industri F&B Beradaptasi
Restoran besar mulai membuat menu khusus “viral edition” agar bisa ikut tren. Mereka sadar, promosi lewat media sosial lebih murah daripada iklan konvensional.
Ekonomi Kreatif
Fenomena ini juga menciptakan lapangan kerja baru: food content creator, fotografer makanan, hingga konsultan kuliner viral.
Perspektif Budaya
Kuliner viral sering kali memunculkan debat. Ada yang menganggapnya sebagai bentuk kreativitas, ada juga yang khawatir bisa menggeser kuliner tradisional.
Namun, banyak juga contoh di mana kuliner tradisional justru dibangkitkan kembali lewat konsep viral. Misalnya, klepon, getuk, atau kue tradisional dikemas ulang dengan tampilan modern.
Tantangan Kuliner Viral
-
Sustainability – tidak semua kuliner viral bertahan lama. Banyak yang hanya tren sesaat.
-
Kesehatan – sebagian kuliner viral tinggi gula, garam, atau lemak sehingga memicu perdebatan soal kesehatan masyarakat.
-
Kualitas Konsisten – saat viral, permintaan meningkat. Tidak semua UMKM mampu menjaga kualitas dalam skala besar.
Perbandingan dengan Tren Global
Korea Selatan
Korea dikenal dengan makanan street food yang sering viral di TikTok. Konsep ini mirip dengan tren kuliner di Indonesia.
Jepang
Jepang fokus pada makanan unik dengan tampilan kawaii. Tren ini banyak menginspirasi UMKM di Indonesia.
Amerika Serikat
AS punya tren fusion food seperti taco ramen atau burger sushi. Fenomena ini mirip dengan tren kuliner viral Indonesia yang sering memadukan makanan lokal dengan gaya modern.
Harapan Jangka Panjang
Fenomena kuliner viral Indonesia 2025 sebaiknya bukan hanya tren sesaat, tetapi juga momentum untuk memperkuat identitas kuliner lokal. Dengan strategi tepat, makanan Indonesia bisa semakin mendunia, bukan hanya karena rasa, tetapi juga karena daya tarik digitalnya.
(Penutup)
Fenomena kuliner viral Indonesia 2025 menunjukkan bagaimana kreativitas, media sosial, dan budaya saling terhubung. Dari warung kecil hingga restoran besar, semua bisa mendapat panggung lewat dunia digital.
Kini tantangannya adalah bagaimana menjadikan tren kuliner viral bukan hanya hiburan sementara, tetapi juga motor penggerak ekonomi kreatif dan pelestarian budaya kuliner Indonesia.
Referensi: